Sunday, November 27, 2016

Joko Seger Dan Roro Anteng

Joko Seger Dan Roro Anteng




Pada zaman dahulu kala terdapat seorang raja Majapahit yang meninggalkan negerinya bersama permaisurinya dan beberapa pengikutnya karena kalah melawan putranya sendiri.Mereka pergi ke lereng Gunung Bromo dan membangun sebuah rumah sederhana sebagai tempat tinggal mereka.Pada suatu hari,permaisuri melahirkan anak keduanya.Mantan Raja Majapahit yang gelisah menunggu istrinya melahirkan anaknya di luar rumah.Pada tengah malam,akhirnya anaknya berhasil dilahirkan.Anak yang dilahirkan itu berjenis kelamin perempuan.Sang Raja lalu melihat anaknya “Dinda,anak kita perempuan”.Tetapi,terdapat keanehan pada bayi itu karena bayi itu tidak menangis seperti bayi pada umumnya “Benarkah Adinda melahirkan,mengapa tidak ada suara tangisan bayi?”pikir sang permaisuri.
“Betul Adinda,anak kita telah lahir.Lihat,ia terlihat tenang,tidak menangis.Dia terlahir dengan normal dan sehat.Mukanya terlihat tampak bersinar.Karena ia terlihat tenang dan diam,maka aku akan menamakannya Roro Anteng”ucap Sang mantan Raja sembari menunjukkkan bayinya kepada istrinya.

Tidak jauh dari tempat itu,terdapat sebuah rumah sederhana yang ditinggali oleh sepasang suami istri.Sang Suami merupakan seorang Brahmana.Pada saat yang bersamaan,sang istri Brahmana melahirkan seorang bayi laki-laki.Bayi itu menangis dengan suara yang amat keras.Karena bayi itu menangis dengan suara yang amat keras,maka bayi itu dinamakan Joko Seger yang artinya laki-laki berbadan segar “Istriku,anak kita menangis dengan suara yang amat keras.Karena itu aku akan menamakan bayi ini Joko Seger”.

Tahun telah berlalu.Kedua anak itu tumbuh menjadi dewasa.Roro Anteng tumbuh menjadi gadis yang cantik,sedangkan Joko Seger tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan perkasa.Karena kecantikan Roro Anteng,banyak pemuda yang datang untuk meminangnya.Tapi,tak satupun lamaran yang diterima olehnya karena dia telah menjalin kasih dengan Joko Seger dan ia berjanji tidak akan mau menyukai orang lain karena kesetiaan cintanya kepada Joko Seger.
Berita tentang kecantikan Roro Anteng sampai kepada seorang raksasa yang tinggal di hutan lereng Gunung Bromo yang bernama Kyai Bima.Mendengar kabar itu,ia langsung datang ke rumah tempat tinggal Roro Anteng untuk meminangnya “Hai Roro Anteng,apakah kamu mau menerima pinanganku?”.Roro Anteng dan keluarganya kebingungan.Bila tidak diterimanya,nanti dusun mereka akan dihancurkan olehnya beserta isinya.Joko Seger tidak bisa tak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak isa menandingi kesaktian Kyai Bima.Roro Anteng pun berpikir keras “Kalau aku tidak menerimanya,nanti Bima akan marah”.”Roro Anteng, jawablah pertanyaanku Roro!”ucap Kyai Bima.Akhirnya,Roro Anteng mendapat ide.

Ia menolak pinangan Kyai Bima dengan cara yang halus,yaitu mengajukan satu persyaratan kepada Kyai Bima.Syarat yang diajukannya itu ia pikir tidak akan bisa dilakukan oleh Kyai Bima. “Hai Bima,aku menerima pinanganmu dan menjadi istrimu!”.”Ha Ha Ha….Baiklah”ucap Kyai Bima dengan suaranya yang menggelegar.”Hai Bima,aku menerimanya,Tetapi aku mengajukan syarat kepadamu!”.”Apa syaratnya?”tanya Kyai Bima dengan suara yang keras.Roro Anteng yang mendengar suaranya menjadi gugup,tetapi ia berusaha agar tampak tenang.Roro Anteng kemudian berkata “Aku mau engkau untuk membuatkanku danau diatas Gunung Bromo itu,tetapi hanya dalam waktu semalam!”

“Ha Ha Ha…kalau itu maumu,aku akan melakukannya,itu sangat mudah bagiku!”jawab Kyai Bima dengan nada angkuh.”Tetapi,Bima,kau harus bisa menyelesaikannya sampai waktu ayam berkokok!”ucap Roro Anteng.Kyai Bima lalu pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Roro Anteng tadi untuk membuat danau di tempat itu.Dengan menggunakan batok kelapa yang besar,Kyai Bima dengan percaya diri dan mengumpulkan segenap kekuatannya mengeruk tanah.Hasil kerukan itu akan diisi air agar menjadi danau.Hanya beberapa kali kerukan,Kyai Bima berhasil membuat lubang besar.Kyai Bima mengeruk tanah tanpa mengenal lelah.Roro Anteng pun menjadi cemas melihat Kyai Bima sudah membuat lubang yang besar “Aduh,bagaimana ini,raksasa itu benar-benar sakti?Pasti nanti pagi danau itu sudah selesai.Bagaimana caranya agar aku dapat mengalahkannya?”.

Setelah lama berpikir,akhirnya ia menemukan ide.Ia membangunkan para penduduk desa,termasuk tetangga dan keluarganya.Lalu Roro Anteng menyuruh kaum perempuan untuk menumbuk padi di lesung,sedangkan kaum Laki-Laki ia suruh untuk membakar jerami disebelah timur agar kelihatan fajar telah terbit “Wahai saudara-saudaraku,aku meminta kalian agar menciptakan suasana pagi.Hai kaum perempuan,aku perintahkan kau untuk menumbuk padi.Dan kau kaum laki-laki,aku perintahkan engkau untuk mengumpulkan jerami dan dibakar disebelah Timur agar terlihat seperti matahari terbit”.”Baiklah Roro Anteng,kami akan melakukannya”.Lalu,kaum laki-laki dan perempuan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Roro Anteng.
Cahaya kemerah-merahan segera muncul dari arah Timur,disusul dengan suara lesung yang bersahutan.Ayam pun terbangun dan berkokok.Kyai Bima yang menyangka pagi sudah datang pun kesal karena pekerjaannya tidak selesai dan tidak bisa menikahi Roro Anteng “Sial!pagi sudah tiba.Sementara pekerjaanku belum selesai.Aku tidak bisa menikahi Roro Anteng”kata Kyai Bima dengan kesal.Kyai Bima lalu meninggalkan tempat itu.Tempurung yang dipegangnya dilemparkan dan bertelungkup di tanah.Tempurung itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang dinamakan Gunung Batok.Jalan yang dilalui Kyai Bima berubah menjadi sebuah sungai yang sampai sekarang dapat dilihat di hutan pasir Gunung Batok.Sedangkan danau yang belum selesai dibuat oleh Kyai Bima berubah menjadi kawah yang sampai sekarang masih bisa dilihat di kawasan Gunung Bromo.

Roro Anteng dan Joko Seger menjadi senang.Tak berapa lama kemudian,mereka berdua menikah dan tetap tinggal di lereng Gunung Bromo.Mereka kemudian membuka desa baru.Desa itu kemudian mereka namakan dengan nama Tengger.Nama ini merupakan gabungan dari nama mereka berdua,Roro An(teng) dan Joko Se(ger).Mereka pun hidup bahagia.

Setelah bertahun-tahun menikah,mereka belum juga dikaruniai anak.Karena itu,terjadi keresahan di hati mereka berdua “Dinda,sebenarnya sudah bertahun-tahun kita menjadi suami istri,tetapi mengapa kita belum dikaruniai anak?Padahal kita sudah mencoba berbagai jenis obat”ucap Joko Seger.”Sabarlah Kanda,mungkin nanti kita akan dikaruniai anak.Janganlah cepat berputus asa.Serahkan saja semuanya kepada dewa”ucap istrinya untuk menenangkan hati suaminya.Joko Seger pun bersumpah “Aku bersumpah,bila kita dikaruniai 25 orang anak,salahsatu dari anak kita akan ku persembahkan sebagai sesajen di kawah Gunung Bromo!”.Setelah suaminya berucap seperti itu,tiba-tiba muncul api dari dalam tanah di kawah Gunung Bromo.Itu pertanda bahwa doa mereka didengar oleh Dewa.Mereka pun senang dan berterima kasih “Terima Kasih Dewa,terima kasih karena engkau telah mendengarkan permintaan kami.Kami akan menepati janji kami”.

Tak berapa lama kemudian setelah itu,Roro Anteng diketahui mengandung.Mereka bertambah senang dan bahagia karena saat yang ditunggu-tunggu tiba.Sembilan bulan kemudian,Roro Anteng melahirkan seorang bayi kembar laki-laki.Ada yang kembar dua,tiga,hingga anak mereka menjadi 25.Kebahagiaan mereka bertambah.Setelah itu,Roro Anteng tidak melahirkan lagi.Mereka mengasuh dan mendidik ke 25 anak mereka dengan ikhlas.Anak-anak mereka pun tumbuh menjadi dewasa.Nama anak yang paling bungsu adalah Jaya Kusuma.Karena terlena dalam kebahagiaan,Joko Seger menjadi lupa akan janjinya untuk mempersembahkan salah satu anaknya untuk menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo.

Pada suatu malam,ketika Joko Seger tidur,Dewa menegurnya agar menepati janjinya untuk mempersembahkan salah satu anaknya untuk menjadi sesajen di Gunung Bromo melalui mimpi “Wahai Joko Seger tepatilah janjimu untuk mempersembahkan salahsatu anakmu untuk menjadi sesajen di Gunung Bromo!”.Joko Seger pun tersentak kaget dan terbangun.”Aduh,bagaimana ini?Siapa diantara putra putriku yang harus aku persembahkan?Aku sangat menyayangi mereka semua”’Joko Seger sangat gelisah

Saat pagi hari,Joko Seger bangun dari tidurnya.Joko Seger pun mulai gelisah karena ia belum menepati janjinya.Makin hari ia semakin gelisah.Akhirnya ia ingin menceritakan semuanya kepada anak-anaknya “Apa aku harus membicarakan ini kepada anak-anakku?mudah-mudahan saja ada salah satu dari mereka yang mau menjadi persembahan”.

Joko Seger dan istrinya kemudian mengumpulkan anak-anaknya dalam sebuah pertemuan keluarga.Ia menjelaskan janjinya yang pernah ia ucapkan “Anak-anakku,Ayah sebenarnya mempunyai sebuah janji yang melibatkan kalian”.”Janji apakah itu ayah?”tanya anak-anaknya.”Sebelum kalian lahir,Ayah dan Ibumu ini sudah lama tidak dikaruniai anak.Padahal Ayah dan Ibumu ini sudah banyak berdoa dan berusaha.Karena Ayah dan Ibumu ini tidak juga dikaruniai anak,maka Ayah mengucapkan sebuah janji yaitu bila Anak ayah ada 25,salah satu dari mereka harus ada yang dipersembahkan menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo”jawab Joko Seger sambil menjelaskan.”Lalu,apakah yang melibatkan kami Ayah?”tanya anak-anaknya.”Apakah salahsatu dari kalian ada yang mau menjadi persembahan di kawah Gunung Bromo?”tanya Sang Ayah.”Ayahandaku,apakah ayahanda tega mengorbankan anak ayahanda sendiri,mengapa ayah berjanji seperti itu?Apakah ayahanda tidak sayang dengan kami?”tanya salahsatu anaknya.

“Bukan begitu anakku,aku hanya ingin dikaruniai anak,sehingga ayahmu ini berjanji demi dikaruniai anak.Ayah itu sangat sayang dengan kalian semua,jadi ayah tidak tega untuk mempersembahkan salah satu dari kamu semua menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo”ucap ayahnya kepada anak-anaknya.”Ampun Ayahanda,Ananda Pokoknya aku tidak mau menjadi persembahan di Gunung Bromo.Kami tidak ingin mati muda Ayahanda”ucap si Sulung.”Iya,kami tidak mau mati dibakar oleh panasnya kawah Gunung Bromo!”ucap putra-putrinya,kecuali si Jaya Kusuma.”Ayahanda,Ibunda,aku mau dipersembahkan menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo,demi ketenangan ayahanda.Ananda sangat menginginkan bahwa Ayahanda itu bahagia.Biarlah Ananda yang dipersembahkan ke kawah Gunung Bromo”ucap si bungsu,Jaya Kusuma.Mendengar perkataan Kusuma,semuanya menjadi sedih.”Jaya Kusuma anakku,mengapa kamu berani untuk kami persembahkan menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo?Sedangkan kakak-kakakmu tak berani melakukannya”ucap Joko Seger.”Ananda akan melakukan apa saja,termasuk dikorbankan,demi keselamatan penduduk Tengger dan Ayahanda,Ibunda,serta kakak-kakakku.Sekarang,ijinkanlah aku pergi ke kawah Gunung Bromo”ucap Jaya Kusuma.

Jaya Kesuma lalu berpamitan kepada kedua orangtuanya “Ayahanda,Ibunda,Ananda akan pergi ke kawah Gunung Bromo.Ananda hanya meminta restu dan doa kalian.Kirimlah hasil ladang ke Ananda dengan menceburkannya ke kawah Gunung Bromo pada setiap terang bulan,tanggal 14 bulan Kasadha.Ananda akan pergi ke kawah sekarang.”Tunggu Kusuma,kami akan ikut ke kawah dan mengajak semua penduduk mengantarmu ke kawah”ucap Joko Seger.Joko Seger lalu memanggil seluruh penduduk Tengger.Setelah itu,Joko Seger,keluarga,dan para penduduk Tengger beserta Jaya Kusuma pergi ke kawah Gunung Bromo.Setelah sampai,Jaya Kesuma menyampaikan pesan kepada rakyat Tengger “Aku akan menceburkan diri kedalam kawah demi ketentraman Rakyat Tengger disini.Kirimkanlah aku hasil ladang pada saat terang bulan,yaitu pada tanggal ke 14 bulan Kasadha.”ucap Jaya Kusuma.Setelah berucap seperti itu,ia menceburkan diri kedalam kawah Gunung Bromo.Tak ada rasa takut yang muncul dari wajahnya.”Jaya Kusuma….Anakku”seru ayahnya dari atas kawah.

Untuk mengenang peristiwa itu,para rakyat Tengger melakukan perintah yang pernah diucapkan Jaya Kusuma saat akan menceburkan diri kedalam kawah,yaitu mengirimkan hasil ladang pada tanggal ke 14 bulan Kasadha dengan menceburkannya kedalam kawah tempat Kusuma menceburkan diri.Hal ini terus dilakukan sampai sekarang dan menjadi sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Tengger.Tradisi ini kemudian dinamakan Tradisi Kasadha.
Demikian legenda tentang Joko Seger Dan Roro Anteng, Semoga bisa menambah wawasan kalian semua.

Sunday, October 30, 2016

Legenda Asal Usul Kediri

Legenda Asal Usul Kediri




Pada zaman dahulu, di daerah yang sekarang disebut Kediri, berdirilah sebuah kerajaan besar. Nama Kerajaannya adalah "Kerajaan Medang". Salah satu rajanya yang terkenal bernama Prabu Airlangga beliau berasal dari Bali. Beliau menjadi Raja Medang setelah menikah dengan putri dari Raja medang sebelumnya

Pada Saat usia Prabu Airlangga sudah senja, ia ingin menjadi pertapa dan tahta Kerajaan Medang akan diserahkan pada putri Dyah Sangramawijaya anak dari permaisurinya yang hanya dia seorang. la adalah seorang putri yang cantik jelita. Namun, sang Putri menolak tahta tersebut, sang putri lebih memilih menjadi pertapa dari pada menjadi seorang ratu yang bergelimang harta, sang putri akhirnya menerima restu dari ayahnya untuk menjadi pertapa. Putri Dyah Sangramawijaya bertapa di Goa Selomangleng dan merubah namanya menjadi Dewi Kilisuci.

Karena sang putri menolak pemberian tahta, maka Prabu Airlangga berkeinginan menyerahkan tahta kerajaan pada putranya yang berasal dari selir. Masalah pun muncul lagi, karena sang selir memiliki dua orang putra. Kedua putranya bernama Raden Jayengrana dan Raden Jayanagara. Prabu Airlangga bingung jika harus memilih salah satu diantara mereka, karena jika dipilih salah satu, akan menimbulkan iri hati bahkan peperangan nantinya.

Diutuslah Empu Baradha orang kepercayaan sang Prabu untuk pergi ke Bali dengan tujuan meminta tahta kerajaan milik Prabu Airlangga di Pulau Bali untuk diberikan kepada salah satu putranya. Ternyata tahta raja milik Prabu Airlangga di Bali sudah diberikan kepada adik prabu Airlangga yang bernama anak Wungsu.

Kerajaan Medang dibagi dua. Melihat sang Prabu yang sedang bersedih, Empu Baradha mengajukan solusi atas permasalahan pelik tersebut. Setelah mendapat restu dari Raja, Empu Baradha terbang sambil membawa kendi berisi air. Dari atas, sang Empu bisa melihat secara jelas batas-batas kerajaan Medang, setelah sampai tepat ditengah-tengah kerajaan medang, beliau mengucurkan air kendinya untuk menjadi batas, membagi dua kerajaan Medang. Air yang jatuh ke tanah dari tumpahan kendi itu mendadak menjadi sungai, sungai itulah yang di sebut Sungai Brantas.

Kerajaan Medang sebelah timur di beri nama kerajaan Jenggala dan diserahkan pada Raden Jayengrana! sedangkan bagian barat sungai diberi nama Kerajaan Kediri dan diberikan pada Raden Jayanagara.

Sejarah berdirinya Kabupaten Kediri bisa dikategorikan dalam beberapa fase. Fase pertama di mulai pada jaman kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga. Airlangga yang waktu bergelar CRIMAHARAJA RAKELAHU CRILO-KESWARA DHARMAWANGSA AIRLANGGA ANANTA WIKRAMA-TUNGGADEWA telah berhasil menyatukan daerah-daerah kerajaan Dharmawangsa yang telah pecah akibat pengaruh Sriwijaya.

Sesuai dengan kehidupan orang Hindu, Airlangga ingin memenuhi kewajibannya yaitu menjadi pertapa, dan sebelum mengundurkan diri pada tahun 1041 ia membagi kerajaan menjadi dua bagian untuk kedua putranya.


Adapun pembagian kerajaan sebagai berikut : 

  • Bagian Timur: Kerajaan Jenggala denga ibukota Kahuripan meliputi daearah Surabaya, Malang dan Besuki.
  • Bagian Barat: Kerajaan Panjalu atau Kadiri meliputi daerah Kediri, Madiun dengan ibukota Dahapura.
Ketika Airlangga menjadi pertapa, Ia dikenal dengan nama JATIWINDRA atau MAHARESI GENTAYU hingga akhir hidupnya tahun 1049. Abu jenazahnya dimakamkan dilereng Gunung Penanggungan.

Fase kedua adalah dimana Kerajaan Kadiri bermula. Seusai era kerajaan Jenggala, berdirilah satu kerajaan bernama Panjalu dan terkenal dengan nama Dhaha, letak ibukotanya kira-kira di kota Kediri sekarang ini. Pada pertengahan abad ke-11 mulailah sejarah kerajaan Kadiri, dengan SRI JAYAWARSA sebagai raja pertama yang memerintah pada tahun 1104-1115 M.

Raja Kadiri terakhir adalah KERTAJAYA yang memerintah pada tahun 1185-1222 M, ia memerintah dengan sewenang-wenang hingga timbul pemberontakan yang melemahkan kerajaan. Seperti pertentangan-pertentangan antara Kertjaya dengan golongan Pendeta.

Golongan Pendeta menyingkir ke Tumapel (Ken Arok) dan selanjutnya mengadakan pemberontakan. Penyerangan Tumapel (Ken Arok) pada tahun 1222 telah meruntuhkan kerajaan Kadiri, mulailah tahta kerajaan diduduki oleh Ken Arok dan Kerajaan dipindah ke Singosari.

Dalam masa kepemimpinan kerajaan Singosari, yang di pegang oleh Kertanegara, terdapat beberapa keberhasilan yang bisa diraih dalam pemerintahan Kartanegara tersebut, seperti : 

  • Mempersatukan Nusantara
  • Pembinaan menjadi Negara Maritim yang teguh
  • Membantu perkembangan agama Syiwa dan Budha
  • Dengan berkembangnya kekuasaan Singosari, hal ini menimbulkan kecurigaan negara-negara sekitarnya, lebih-lebih kerajaan Mongol (Cina) dibawah Kaisar Kubilai Khan, yang ingin merebut tanah air kita.
Fase berikutnya masuk sejak dikuasainya Nusantara oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tahun 1906, berdasarkan Stasblad no. 148 tertanggal 1 maret 1906, mulai berlaku tanggal 1 April 1906 dibentuk Gemeente Kediri sebagai tempat kedudukan Resident Kediri, sifat pemerintahan otonom terbatas dan sudah mempunyai Gemeente Road sebanyak 13 orang, yang terdiri atas 8 orang golongan Eropa dan yang disamakan, 4 orang Pribumi (Inlander) dan 1 orang Bangsa Timur Asing, dan berdasarkan Stbl No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditettapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun, pada tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan Stbl No. 498 menjadi Zelfstanding Gemeenteschap mulai berlaku tanggal 1 Januari 1928.


Setelah Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 10 Maret 1942, maka Kota Kediri pun mengalami perubahan pemerintahan. Karena wilayah kerja Gemeente Kediri yang begitu kecil dan tugasnya sangat terbatas oleh pemerintah Jepang daerahnya diperluas menjadi daerah kota sekarang daerah Kediri Shi dikepalai oleh Shicho.

Kediri Shi terdiri dari 3 Son dikepalai oleh Shoncho Son itu terdiri dari beberapa Ku dikepalai Kucho Pemerintahan Kediri Shi dipimpin oleh seorang Shicho (Walikotamadya) tidak saja menjalankan pemerintahan otonomi tetapi juga menjalankan algemeen bestuur (Pemerintahan Umum). Hanya di bidang otonomi tidak didampingi oleh DPRD. Wewenang penuh ditangan Kediri Shicho.

Setelah menyerahnya Jepang kepada Sekutu, habislah sejarah Pemerintah Jepang di Kediri, maka Pemerintah beralih kepada Repunlik Indonesia. Mula-mula walikota Kediri didampingi oleh Komite Nasional Kotamadya, kemudian daerah berkembang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Hingga saat ini.

Si Kancil Dan Babi Hutan Yang Sombong

Si Kancil Dan Babi Hutan Yang Sombong




Pada suatu hari, hiduplah seekor Babi yang sangat gemuk. Babi itu sangat kuat, mulutnya terdapat taring yang sangat tajam dan panjang. Si Babi adalah Raja hutan.


Babi tersebut sangat di takuti oleh hewan-hewan lainnya. tidak ada satu ekor binatang pun yang dapat melawannya. Kekuatan Babi itu memang sangat kuat sehingga tidak ada hewan yang dapat mengalahkannya. Karena kekuatannya tersebut ia menjadi Raja Babi. Namun, ia sangat sombong dan angkuh.

Suatu hari, ia sedang berjalan dan melewati binatang-binatang lainnya. ia berhenti sejenak dan berkata. ‘’ Siapa yang berani melanwanku?’’Mendengar tantangan Raja Babi. Semua binatang yang ada di sana hanya diam. Mereka memang sangat takut pada Raja Babi itu, tidak ada satu hewan pun yang berani menjawab. Raja Babi pun menunjukkan kekuatannya dengan mendorong pohon durian yang berada di depannya sehingga tumbang. Raja Babi sangat senang karena tidak ada yang sanggup melawannya.
Pada saat Raja Babi memnyombongkan dirinya. Tiba-tiba, datanglah si Kancil.
" Hei kau binatang kecil! Dari mana saja kau?" Tanya Raja Babi.
"Aku sedang berjalan-jalan mencari udara segar." Jawab si Kancil.
"Mengapa kamu tidak mengajakku?" Tanya Raja Babi.
"Aku lebih senang berjalan-jalan sendirian, untuk apa aku mengajakmu?"jawabnya.
Mendengar jawaban si Kancil, Raja Babi agak tersinggung. Ia sama sekali tidak menyangka binatang kecil itu berani berbicara seperti itu kepadanya. Padahal selama ini tidak ada binatang yang dapat melawannya.
"Apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak tahu bahwa aku ini Raja hutan? Aku sangat di takuti di sini" ujarnya dengan nada marah.
"Mengapa aku harus merasa takut padamu? Kekuatan yang kamu miliki sama seperti kekuatan yang mereka miliki!" jawab si Kancil dengan santai.
Mendengar jawaban si Kancil, membuat Raja Babi semakin marah. Kemarahannya sudah tidak dapat di tahan lagi.
"Dasar kau binatang kecil yang bodoh! sepertinya aku sangat lapar dan aku lihat dagingmu sangat lezat." Kata Raja Babi dengan sangat marah.
"Kamu menginginkan dagingku? Baiklah, tapi dengan satu syarat! Kamu harus mengalahkanku dalam sebuah pertandingan yang akan kita lakukan besok! Besok kita akan bertanding, siapa yang lebih kuat, jika kamu yang menjadi pemenangnya, kamu boleh memakan dagingku. Tapi, jika aku yang menang, kamu harus tunduk padaku!!" jawabnya menantang.
"Hahaha.. lumayan bagus usul mu ini hei binatang kecil" Jawab si Babi menyetujui tantangan itu.
Semua binatang kembali ke rumah masing-masing. Mereka sangat tidak sabar menunggu untuk besok, melihat pertandingan antara Raja Babi dan Kancil yang kecil.
Lalu Kancil punya ide untuk membuat topeng yang mirip dengannya. Topeng tersebut terbuat dari kayu yang sangat keras. Topeng tersebut sangat mirip dengan wajahnya, sehingga setiap orang yang melihatnya tidak akan ada yang tahu bahwa ia memakai topeng, termasuk Raja Babi. Malam harinya Kancil beristirahat untuk mengumpulkan tenaganya.
Pagi telah tiba, waktu yang di nantikan pun tiba. Semua binatang sudah berkumpul di tempat pertandingan. Mereka sangat tidak sabar menyaksikan pertandingan yang sangat langka. Mereka mulai bersorak ketika sang Raja Babi tiba. Tidak lama kemudian si Kancil pun tiba.
Penonton bersorak riang dan tepuk tangan. Setelah di berikan aba-aba oleh Gajah. Akhirnya, mulailah pertandingan itu. Raja Babi mulai menggeram dan menangkap si Kancil. Namun, si Kancil sangat aneh, ia sama sekali tidak menghindari tangkapan si Raja Babi.
Kancil mulai terlempar beberapa kali oleh serudukan si Raja Babi. Kancil segera bangkit lagi dan lagi. Sementara moncong si Babi merasa kesakitan karena kepala si Kancil sangat kerasa sekali. Karena merasa penasaran Raja Babi menyeruduk lagi. Kancil pun terlempar lagi, namun ia langsung segera bangun dan kembali menantangnya.
Lama kelamaan, moncong Raja Babi terluka di sana-sini. Sementara si Kancil masih segar. Namun, karena moncongnya merasa sangat kesakitan, ia pun tidak sanggup lagi meneruskan pertandingan.
Akhirnya, si Kancil lah yang menjadi pemenang. Raja Babi pun mengakui kekalahannya dan mengakui bahwa si Kancil lebih kuat darinya.

Dongeng Si Kancil Mencuri Ketimun

Si Kancil Mencuri Ketimun




Pada saat itu disebuah hutan dekat pemukiman, hidup se ekor hewan bernama kancil, dia adalah se ekor hewan yang cerdik, pintar dan cerdas, namun ketika cuaca sangat cerah, hembusan angin yang sejuk  dan alunan ranting dan dedaunan yang berjatuhan membuat si kancil menjadi ngantuk dan tertidur pulas. pada beberapa saat kemudian ada suara hewan yang ramai berlari-larian dan ber teriak-teriak sehingga membangunkan si kancil.

"Ayo cepat lari.... selamatkan dirimu ada bencana datang..!!!!" suara hewan lain berteriak-teriak panik, si kancilpun kaget, kancil mendengar suara itu semakin lama semakin mendekat kearah kancil dan kemudian kancil melihat se ekor kambing dan bertanya, "hae kambing... ada apa kamu berlari-larian seperti itu?" jawab kambing "ada kebakaran hutan cil... ayo cepat lari mencari tempat yang aman". 

Kancil pun tanpa berfikir panjang terus berlari dengan kencang dan mendahului rombongan hewan yang ber lari lebih dulu. Setelah berlari dengan kencang, perasaan kancil tidak enak dan berhenti sejenak lalu berkata "Lho... dimana hewan-hewan yang lain..??" ternyata kancil sudah berlari sangat jauh dan terjauh dari musibah dan sampai pada suatu daerah yang tidak dikenal oleh kancil "wah... aku sekarang ada di daerah mana ya... aku kok gak kenal daerah ini... " dengan wajah lesu dan nafas ter engah-engah akhirnya kancil beristirahat. setelah itu, kancil berjalan-jalan untuk melihat situasi di sekeliling daerah yang baru di kenalnya itu.

Tak lama kemudian terdengar "krucuk... krucuk... krucuk..." dan kancil pun berhenti dan mendengarkan dengan teliti, ternyata suara itu berasal dari perut sikancil. si kancil bingung "ow.. ternyata itu suara dari perutku, wah.. aku harus cari makan nih..." si kancil pun berusaha untuk mencari makan, dan akhirnya si kancil tiba di sebuah pinggir hutan.

Di pinggir hutan itu mata kancil melotot sambil berkata dalam hati "wow...!!!!!" ternyata kancil melihat sebuah ladang dengan tanaman sayur mayur yang hijau dan segar. Segera kancil mendekat kesebuah ladang itu, semakin mendekat kancil melihat ada sebuah tanaman kesukaanya yaitu mentimun, "Wah.. pucuk di cinta ulam pun tiba.." berkata kancil dalam hati. Dengan muka lesu dan perut keroncongan kancil pun segera mengambil makanan kesukaanya , "Hhmmm.... Enak....!!!" kata kancil sambil mengelus perutnya yang kenyang.

Setelah kenyang si kancil mencari tempat yang aman untuk berteduh, karena siang itu cerah dan angin sedikit bertiup kencang nan sejuk, akhirnya kancil tertidur.

Tak lama kemudian ada pak tani pemilik ladang sayur dan ladang mentimun itu datang lalu melihat sebagian dari ladangnya berantakan "wah... ladangku kok berantakan begini.. siapa yang melakukan seperti ini? pasti ini ada hewan yang merusak tanamanku" pak tani terus membenahi ladangnya yang rusak sambil bergunam "awas ya... akan ku basmi siapa yang merusak tanamanku.." 

Sementara itu kancil terbangun dari istirahatnya, dari tempat itu kancil melihat ada se orang manusia tinggi besar dan berwajah garang "Wih... siapa itu? orang kok klihatannya kejam banget... wow.. takut...!!!" kancil terus saja memperhatikan pak tani dan menunggu pak tani pergi "kok lama ya... pak tani kok gak pergi-pergi... aku sudah ketagihan ingin makan buah kesukaanku.." 

Hari mulai sore dan pak tani pun meninggalkan ladangnya. sesampai dirumah pak tani membuat sebuah boneka yang terbuat dari gambut yang menyerupai manusia untuk di pasang di tengah ladangnya.

sementara pak tani meninggalkan ladangnya kancil mendatangi ladang dengan wajah yang cukup gembira karena makanan kesukaannya sudah siap dimakan lagi. "Kriuk.. kriuk.. kriuk.." suara kancil memakan ketimun, setelah kenyang kancil meninggalkan ladang dan mencari tempat untuk ber istirahat dimalam hari.

Dan... sampai pada dini hari pak tani datang ke ladang membawa boneka yang dibuatyna tadi sore, pak tani menaruh bonekanya tepat di tengah ladang itu dan di sekitar boneka itu ada sebuah jebakan kurungan untuk menangkap hewan yang merusak tanamannya. Setelah terpasang bonekanya pak tani pulang dan ber istirahat dirumah. 

Pagi pun sudah datang, matahari yang cerah sudah terlihat, suara burung-burung berkicau dan hewan lain mulai bergemruh membangunkan si kancil dari mimpi yang indah diladang mentimun "Huam... ternyata sudah pagi...!!! olah raga dulu ah... biar segar, biar lemas otot-ototku". Seperti biasa kancil suka berolah raga setelah bangun tidur dan melemaskan otot yang kaku agar kembali lebih segar lagi. Setelah beberapa saat kemudian kancil berjalan-jalan, kancil merasa lapar.. dan kembali lagi ke ladang pak tani untuk mencari makan.

Setelah hampir sampai kancil berhenti sejenak lalu tercengung....!!! "Siapa itu? itu bukan pak tani yang kemarin.. ah.. tunggu dulu sampai tidak ada orang.." akhirnya si kancil menunggu untuk menunda sarapan paginya. Sudah lama sekali kancil menuggu ternyata pak tani kok tetap ada di ladang "tumben nih pak tani di ladang betah amat.. " sikancil menggerutu dalam hati. 

Setelah lama banget si kancil menunggu paktani pergi, ternyata tetap saja pak tani tidak pergi-pergi, akhirnya si kancil tidak tahan lagi dan sikancilpun memutuskan untuk pergi keladang "ah... masa bodoh kebetulan pak tani gak pergi-pergi, daripada mati kelaparan aku datangi saja pak tani sekalian meminta maaf... siapa tahu nanti setelah minta maaf aku di kasih mentimun satu ladang ini hehehe.." kancil sedang berhayal rupanya.
Kancil mulai berjalan dan mendekati boneka pak tani, kancil memanggil pak tani dengan suara yang keras "pak tani.... " kancil bengong, "pak tani kok diam saja ya... apa pak tani marah dengan aku karena kemarin sudah mencuri ketimunnya.." di panggil lagi sama kancil "pak tani..." kancil bengong lagi "wah iya.. aku langsung minta maaf saja sama pak tani" kancil ber suara dalam hati. akhirnya kancil meminta maaf pada pak tani "pak tani.. aku minta maaf sudah mencuri dan merusak tanaman pak tani," si kancil bengong lagi.. dalam hati berkata "pak tani kok diam saja ya..." anggapan kancil pak tani sudah memaafkan perbuatannya itu, akhirnya kancil bertanya pada pak tani "pak tani aku boleh ya mengambilnya lagi aku dari tadi belum makan.." kancil bengong lagi dan berkata dalam hati "pak tani kok diam ya... brarti pak tani membolehkan makan tanamannya aku makan" dan si kancil menoleh kanan kiri dan akhirnya melihat tumpukan mentimun dan berkata lagi dalam hati "wah ternyata pak tani sudah memaafkan, buktinya aku sudah di siapkan makanan yang segar untuk aku makan... wah... cocok sekali dengan hayalanku.."

Tak lama kemudian perut si kancil semakin lama semakin keroncongan, dengan gembiran dan tidak sabar kancil pun langsung menuju tumpukan mentimun dan buah-buah segar, dan ternyata si kancil tidak tahu kalau itu jebakan. 

dengan tergesa-gesa kancil datang ke jebakan pak tani, karena tidak hati-hati si kancil melewati tali jebakan sehingga si kancil masuk kedalam kurungan perangkap pak tani.

(Ternyata semua keberhasilan dengan merugikan orang lain belum tentu akan terus berjalan dengan lancar, sesekali pasti akan gagal)

"Tolong... tolong... tolong..." kancil terus ber teriak meminta tolong, tak ada satupun yang bisa menolong kancil. sesampai sore hari pak tani datang untuk melihat jebakannya. ternyata pak tani berhasil. dengan wajah yang kesal "oh.. ini ternyata yang merusak tanamanku dan mencuri mentimunku, baiklah nanti malam kamu akan ku jadikan menu makan malam yang lezat" kancil pun takut dan berteriak "ampun... ampun... ampun... aku jangan di jadikan menu makan malam mu pak tani.. kasihani aku.. aku disini hanya sebatang kara..." sikancilpun akhirnya menyesali perbuatannya itu dan dia mulai jera dengan perbuatannya, pak tani tanpa pandang bulu langsung membawa pulang si kancil.

Setelah sesampai dirumah pak tani istirahat. pada saat istirahat sikancil ditaruh di dekat anjing milik pak tani. kancil merasa takut dan resah karena dia akan tamat riwayatnya dengan menu makan malam pak tani. akhirnya kancil berfikir "Bagaimana ya bisa keluar dari kurungan ini?" 

Tak lama berselang kemudian kancil melihat si anjing milik pak tani sedang berjalan-jalan di sekitar rumah pak tani dan dipanggil anjing itu oleh kancil "woe.. anjing.." si anjing berhenti berjalan dan mejawab "Huy.. kamu siapa? aku kok baru melihatmu disini?" 

jawab kancil "aku kancil... aku memang baru datang disini" 

anjing bertanya lagi "ada apa kamu disini?" 

kancil menjawab "hey.. anjing ayo kesini pelan-pelan jangan keras-keras bicaranya" 

anjing akhirnya mendatangi si kancil "ada apa cil?" 

si kancil mejawab "begini critanya.. nanti malam ada acara yang hebat njing.." 

anjing berkata "acara hebat bagaimana?" 

sikancil berbicara "lho.. apa kamu tidak tahu? nanti malam aku akan di ajak pak tani untuk menghadiri sebuah pesta yang meriah, tapi aku tidak mau sebenarnya, kalau kamu mau aku bisa bilang pada pak tani agar kamu yang menggantikan aku dan aku akan menggantikanmu menjaga rumah, bagaimana menurutmu?"

si anjing berfikir dan berkata "ah.. kamu pasti bohong, seumur-umur aku disini aku tidak pernah diajak pak tani pergi ke pesta tapi kamu baru disini saja sudah diajak pergi ke pesta"

si kancil "maka dari itu mumpung aku tidak mau kamu gantikan saja aku, nanti aku akan bilang sama pak tani, aku kan teman dekat pak tani"

akhirnya si anjing termakan bujuk rayu kancil
kata si anjing "baiklah.. tapi bagaimana caranya cil..."

si kancil "kamu buka pintu kurungan ini dari depan dan kurungan akan terbuka, saat terbuka aku akan keluar dan kamu segera masuk dalam kurungan ini"

si anjing "oke.. aku paham cil maksudmu, mari kita lakukan.."

akhirnya anjing melakukan interupsi dari kancil dan akhirnya kurungan terbuka dan segera sikancil keluar dan si anjing segra menggantikan posisi si kancil. 

si kancil "oke.. bagus banget ini, oh ya anjing, kamu tunggu sebentar disini ya? aku akan pergi menemui pak tani dan aku akan bilang bahwa kamu siap menggantikan aku"

anjing "oke cil.. jagan lama-lama soalnya aku sudah tidak sabar lagi untuk pergi ke pesta"

si kancil "iya.. nyantai saja.."

akhirnya kancil pergi meninggalkan anjing dalam kurungan dan tidak kembali lagi, dengan kejadian itu kancil sadar bahwa semua yang bukan miliknya tidak berhak dia miliki, jika dipaksakan akan mendapat hukuman yang setimpal.


Kisah Dongeng Jaka Tarub Dan Dewi Nawangwulan

Dongeng Jaka Tarub Dan Dewi Nawangwulan

 


 

Pada zaman dahulu, di sebuah desa ada seorang Janda bernama Mbok sumirah. Ia tinggal seorang diri karena telah di tinggal suaminya meninggal dunia. Suatu hari, ia mengangkat seorang anak Laki-laki menjadi anaknya. Anak angkatnya diberi nama Jaka Tarub. Jaka Tarub pun tumbuh beranjak dewasa.
Jaka Tarub menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati. Ia juga memiliki kesaktian. Setiap hari, ia selalu membantu ibunya di sawah. Karena memiliki wajah yang sangat tampan banyak gadis-gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun, ia memang  belum ingin menikah.
Setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi ia menolak permintaan ibunya. Suatu hari Mbok Sumirah jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka Tarub pun merasa sangat sedih.
Sejak kematian Mbok Sumirah, Jaka Tarub sering melamun. Kini sawah dan ladang­nya terbengkalai.
“Sia-sia aku bekerja. Un­­tuk siapa hasilnya?” demikian gumam Jaka Tarub.
Suatu malam, Jaka Tarub bermimpi memakan Daging Kijang. Pada saat ia terbangun dari tidurnya, ia pun langsung pergi ke hutan. Dari pagi sampai siang hari ia berjalan. Namun, ia sama sekali tidak menjumpai Kijang. Jangankan Kijang, Kancil pun tidak ada.
Suatu ketika, ia melewati telaga dan secara tidak sengaja ia melihat para bidadari sedang mandi disana. Di telaga tampak tujuh perempuan can­­tik tengah bermain-main air, bercanda, ber­­suka ria. Jaka Tarub sangat terkejut melihat ke­­cantikan mereka.
Karena jaka Tarub merasa terpikat oleh tujuh bidadari itu, akhirnya ia mengambil salah satu selendang milik para bidadari tersebut. Setelah para bidadari hampir selesai mandi, merekapun berdandan dan siap-siap untuk kembali ke kayangan.
Mereka kem­bali mengenakan selendangnya masing-masing. Na­­­mun salah satu bidadari itu tidak mene­­mu­kan selendangnya. Keenam kakaknya turut membantu men­­cari, namun hingga senja tak ditemu­kan juga. Karena hari sudah mulai senja, seorang bidadari yang bernama Nawangwulan di tinggalkan seorang diri. Kakak-kakanya kembali ke Kayangan. Ia pun merasa sangat sedih.
Tidak lama kemudian Jaka Tarub datang menghampiri dan berpura-pura menolong sang Bidadari itu. Jaka Tarub pun mengajak pulang ke rumahnya. Kehadiran Nawang Wulan membuat Jaka Tarub kembali bersemangat.
Singkat cerita, merekapun akhirnya menikah. Keduanya hidup dengan Bahagia. mereka pun di karuniai seorang putri cantik bernama Nawangsih. Sebelum mereka menikah, Nawang wulan mengingatkan kepada Jaka Tarub untuk tidak menanyakan kebiasaan yang akan dilakukannya nanti setelah ia menjadi istrinya.
Rahasianya Nawang Wulan yaitu, Ia memasak nasi selalu menggunakan satu butir beras, dengan sebutir beras itu ia dapat menghasilkan nasi yang banyak. Setelah mereka menikah Jaka Tarub sangat penasaran. Namun, dia tidak bertanya langsung kepada Nawang wulan melainkan ia langsung membuka dan melihat panci yang suka dijadikan istrinya itu memasak nasi. Ia melihat Setangkai padi ma­sih tergolek di dalamnya, ia pun segera menutupnya kembali. Akibat rasa penasaran Jaka Tarub. Nawang Wulan kehilangan kekuatannya. Sejak saat itu, Na­wang Wulan harus menumbuk dan me­nam­pi beras untuk dimasak, seperti wa­ni­ta umumnya.
Karena tumpukan pa­di­­nya terus berkurang, Na­­wangwulan tanpa sengaja menemukan selendang bi­da­­­da­ri­nya terselip di antara tumpukan pa­di. ternyata selendang tersebut ada di lumbung gabah yang di sembunyikan oleh suaminya.
Nawang wulan pun merasa sangat marah ketika suaminyalah yang mencuri selendangnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke kayangan. Jaka Tarub pun meminta maaf dan memohon kepada istrinya agar tidak pergi lagi ke kayanngan, Namun Nawangwulan sudah bulat tekadnya, hingga akhirnya ia pergi ke kayangan. Namun ia tetap sesekali turun ke bumi untuk menyusui bayinya. Namun, dengan satu syarat, jaka tarub tidak boleh bersama Nawangsih ketika Nawang wulan menemuinya. Biarkan ia seorang diri di dekat telaga.
Jaka Tarub menahan kesedihannya. Ia ingin terlihat tegar. Setelah Jaka Tarub menyatakan kesanggupannya untuk tidak bertemu lagi dengan Nawangwulan, sang bidadaripun terbang meninggalkan dirinya dan Nawangsih. Jaka Tarub hanya sanggup menatap kepergian Nawangwulan sambil mendekap Nawangsih. Sungguh kesalahannya tidak termaafkan. Tak ada hal lain yang dapat dilakukannya saat ini selain merawat Nawangsih dengan baik.


TAMAT.

Thursday, October 27, 2016

Legenda Asal Usul Daerah Banyuwangi

Legenda Banyuwangi





Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para pesuruhnya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
Jangan-jangan setan penunggu hutan,” kata Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan kerajaan,”. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.


Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Ketika Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuanku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat tidurnya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Raden Banterang sangat terkenut mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke tempat tidur istrinya. Dia mencari ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “ Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Saya sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.


Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung saya. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada saya” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Aku rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada saya untuk menceritakan perihal pertemuan saya dengan kakak kandung saya bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.



“Kakak sayalah yang akan membunuh kakanda! Aku hanya dimintai bantuan, tetapi saya tolak!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tetap pada pendiriannya bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti saya tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti saya bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera mengambil keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Raden Banterang sangat menyesal. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun  semua sudah terlambat.
Sejak saat itu, sungai menjadi harum dan wangi baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Putri Purbasari

Cerita Rakyat Lutung Kasarung dan Putri Purbasari


Pada zaman dahulu, di Tanah Pasundan Jawa Barat. Ada sebuah kisah yang sangat terkenal hingga kini, yaitu kisah tentang Lutung Kasarung. Kisah ini menjadi cerita yang tetap populer hingga saat ini karena banyaknya nilai hikmah yang ada di dalamnya. Adalah Sanghyang Guruminda yang dihukum dengan dibuang ke bumi karena melakukan kesalahan di kayangan dalam wujud seekor lutung. Sebagai seekor lutung, Sanghyang Guruminda tersesat di sebuah hutan, sehingga ia diberi nama Lutung Kasarung. Lutung Kasarung dalam bahasa Sunda berarti lutung yang tersesat. Lutung adalah sejenis kera dengan bulu lebat berwarna hitam legam dengan ekor yang panjang.

Sementara itu, Prabu Tapa Agung, yang merupakan raja dari Kerajaan Pasir Batang, telah tua dan sakit-sakitan. Ia berencana akan menunjuk salah seorang putrinya untuk menjadi ratu sebagai penggantinya dan memerintah Kerajaan Pasir Batang. Sebagai raja yang bijaksana, ia berpikir secara mendalam tentang keputusannya ini. Ia sama sekali tidak mempunyai seorangpun putra mahkota. Tujuh anak yang dilahirkan oleh permaisuri semua perempuan. Lima di antaranya sudah menikah dengan para pangeran dari kerajaan-kerajaan lainnya. Sementara dua putri lainnya, yaitu Putri Purbararang dan Putri Purbasari belum menikah, jadi masih tinggal di istana bersama mereka.

Setelah mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya, akhirnya sampailah ia pada rencana untuk mengangkat Putri Purbasari sebagai penggantinya untuk memerintah Kerajaan Pasir Batang. Rencananya itu ia sampaikan kepada seluruh kerabat, rakyat dekat istana dan para pembesar kerajaan. Semua orang menyetujui rencana Prabu Tapa Agung dan memuji kebijaksanaannya, kecuali Putri Purbararang dan Raden Indrajaya yang merupakan tunangan Putri Purbararang. Putri Purbararang yang merasa sebagai putri sulung jauh lebih berhak untuk mendapatkan kehormatan sebagai pengganti Prabu Tapa Agung. Selain itu, hidup sebagai ratu bagi Putri Purbararang bermakna harta dan kekuasaan. Demikian juga calon suaminya, Raden Indrajaya yang merupakan putra salah seorang menteri istana. Tetapi, keputusan Prabu Tapa Agung sudah bulat. Putri Purbasari adalah calon ratu, penggantinya kelak jika ia akan mundur dari kepemimpinan Kerajaan Pasir Batang.

Akhirnya, Putri Purbararang yang marah dan kesal dengan keputusan Prabu Tapa Agung, pergi menemui seorang dukun sakti. Ia akan menggagalkan semua rencana penobatan Putri Purbasari sebagai ratu. Ni Ronde nama perempuan tua itu. Ia adalah seorang dukun jahat yang dapat melakukan pekerjaan apapun asal diberi imbalan yang besar. 

Sihir yang dilakukan oleh Ni Ronde sangat mengerikan. Dalam semalam, Putri Purbasari terkena teluh berupa penyakit kulit yang menjijikkan. Seluruh wajah, tubuh, hingga ujung kakinya melepuh dan bernanah. Penyakit itu menimbulkan aroma busuk. Tidak ada tabib yang dapat mengobati penyakitnya itu.
Setelah itu, Putri Purbararang menghadap kepada Prabu Tapa Agung. Bersama Raden Indrajaya, ia menghasut Prabu Tapa Agung untuk mengasingkan Putri Purbasari ke hutan. Menurut Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, tidaklah mungkin Putri Purbasari menggantikan ayahya menjadi raja. Putri Purbasari, menurut Putri Purbararang memang tidak seharusnya menjadi ratu karena hanya seorang putri bungsu. Justru Putri Purbararanglah yang paling berhak dianugerahi kekuasaan kerajaan Pasir Batang. Bukankan Putri Purbararang adalah putri sulung? Menurut Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, pastilah Putri Purbasari telah terkena kutukan karena menyalahi kebiasaan kerajaan-kerajaan dari zaman dulu. Yang paling berhak dinobatkan sebagai raja atau ratu adalah anak sulung, bukan anak bungsu.

Berkat kepandaian Putri Purbararang dan Raden Indrajaya berbicara, akhirnya Prabu Tapa Agung berhasil dipengaruhi. Putri Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. Hati Prabu Tapa Agung sangat sedih. Putri Purbasari adalah putri yang paling disayangiya karena sopan-santun, cerdas, dan sifat-sifat baiknya, kini harus pergi diasingkan ke hutan yang penuh dengan binatang-binatang buas. Tetapi, Prabu Tapa Agung harus melakukannya. Bisa saja kata-kata Putri Purbararang benar. Jika Putri Purbasari memang terkena kutukan, maka ia harus dijauhkan dari istana dan kerajaan. Bisa saja penyakit itu sangat menular dan membahayakan seluruh rakyat kerajaan Pasir batang.

Kepada patih kepercayaannya yang bernama Uwak Batara Lengser, Prabu Tapa Agung menyerahkan Putri Purbasari untuk diasingkan ke hutan yang berada di luar wilayah kerajaan Pasir Batang. Ia meminta Uwak Batara Lengser untuk membuatkan pondok yang kokoh, meskipun sederhana untuk Putri Purbasari. Maka demikianlah, Putri Purbasari ditinggalkan di sebuah hutan yang lebat, jauh dari istana.

Di mana seorang yang baik hatinya, dan bagaimanapun rupanya, akan mudah diterima oleh lingkungannya berada. Demikian juga dengan Putri Purbasari. Berada di hutan justru membuatnya dekat dan akrab dengan binatang-binatang. Tidak ada hewan buas yang jahat kepadanya. Justru mereka selalu melindungi Putri Purbasari. Ia tak pernah kelaparan, karena beraneka ragam buah-buahan dan umbi-umbian disediakan oleh binatang-binatang sahabatnya.

Salah satu binatang yang paling sering membawakan makanan untuk Putri Purbasari adalah seekor lutung, yang tidak lain adalah Lutung Kasarung jelmaan Sanghyang Guruminda. Lutung yang dapat berbicara itu sangat baik kepadanya. Tidak hanya mengantarkan makanan, lutung yang gerak-geriknya selalu menarik perhatian Putri Purbasari itu setia menemaninya ke mana-mana. Bersama lutung itu Putri Purbasari tak pernah merasa kesepian.

Pada suatu hari, Putri Purbasari rindu kepada ayahnya Prabu Tapa Agung, hingga ia menangis dan meratapi penyakit kulitnya yang membuatnya dianggap terkena kutukan itu. Lutung Kasarung yang mendengar ratapan Putri Purbasari segera mengerti siapa sebenarnya gadis itu. Ia segera menyelinap pergi. Ia berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan obat kesembuhan untuk Sang Putri Purbasari. Dengan doa yang dipanjatkan oleh Sanghyang Guruminda atau Lutung Kasarung ini, maka terciptalah sebuah telaga kecil. Segeralah Lutung Kasarung menemui Putri Purbasari yang terlihat masih menangis meratapi kerinduannya kepada ayahnya.

Lutung itu kemudian berbicara dan meminta Putri Purbasari untuk mandi dan berendam ke telaga tadi. Putri Purbasari tentu saja terkejut setelah mengetahui bahwa Lutung Kasarung bisa berbicara seperti manusia. Keajaiban itu tentu saja membuat Lutung Kasarung lebih mudah meyakinkan Putri Purbasari agar mau berendam dan mandi di telaga kecil. Putri Purbasari percaya, bahwa lutung itu bukanlah binatang sembarangan. Ia pasti telah dikirimkan oleh Yang Maha Kuasa untuk menolongnya.

Benar saja, setelah mandi dan berendam di air telaga kecil itu, penyakit kulit yang diderita Putri Purbasari sembuh. Tidak ada bekas sama sekali di wajah dan tubuhnya bahwa ia pernah terkena penyakit. Bahkan, kulitnya menjadi lebih segar, cerah, dan halus dari sebelumnya. Wajahnya yang memang cantik, dan kulitnya yang semula memang mulus, menjadi lebih cantik dan mulus lagi. Putri Purbasari gembira sekali. Ia sangat berterima kasih kepada Lutung dan Yang Maha Kuasa.

Di istana Kerajaan Pasir Batang, Prabu Tapa Agung yang sangat merindukan Putri Purbasari akhirnya memerintahkan patih Uwak Batara Lengser untuk menjenguk keadaan Putri Purbasari. Setelah sampai di hutan tempat di mana Putri Purbasari diasingkan, terkejutlah Uwak Batara Lengser melihat keadaan Putri Pusrbasari yang telah sembuh dari penyakit kulit yang menjijikkan itu. ia kemudian meyakinkan Putri Purbasari dan mengajaknya untuk kembali ke istana. Awalnya Putri Purbasari menolaknya, tetapi karena mendengar betapa ayahnya Prabu Tapa Agung sangat merindukannya, akhirnya ia menerimanya. Putri Purbasari dengan ditemani oleh Lutung Kasarung kembali ke istana Kerajaan Pasir Batang bersama patih Uwak Batara Lengser.

Kepulangan Putri Purbasari ke istana disambut dengan gembira oleh Prabu Tapa Agung, tetapi tentu sebaliknya dengan Putri Purbararang dan Raden Indrajaya. Mereka berdua merasa terancam posisinya, Prabu Tapa Agung akan membuat pengumuman bahwa tahta kerajaan akan segera diserahkan kepada Putri Purbasari.

Putri Purbararang kemudian mengajukan keberatannya. Ia mengajukan syarat kepada Prabu Tapa Agung. Ia ingin mengadakan perlombaan memasak. Jika Putri Purbasari dapat mengalahkannya dalam perlombaan memasak, maka ia bersedia secara sukarela membiarkan Putri Purbasari menjadi ratu. Tetapi, jika ia memenangkan perlombaan memasak, maka dialah yang berhak menjadi ratu di Kerajaan Pasir Batang. Prabu Tapa Agung kemudian menyetujui syarat yang diajukan Putri Purbararang. Maka diadakanlah perlombaan memasak antara Purbararang dan Purbasari.

Putri Purbararang dengan dibantu pelayan-pelayannya yang pandai memasak dengan sangat cepat. Makanan yang dibuat Putri Purbararang tampak sangat lezat. Baunya harum semerbak. Putri Purbasari tentu saja kewalahan. Ia bekerja sendirian. Akhirnya Lutung Kasarung memohon bantuan Yang Maha Kuasa. Maka kemudian, diturunkanlah para peri dan bidadari dari kayangan untuk membantu Putri Purbasari memasak secara kasat mata. Putri Purbasari tampak memasak sendiri, padahal di sekelilingnya tanpa seorangpun menyadari para peri dan bidadari membantunya. Mereka menambahkan bumbu-bumbu rahasia dari kayangan. Tak ada bumbu masakan lain di bumi yang bisa menandingi kelezatan makanan yang diberi bumbu ini. Akhirnya, ketika para juri lomba memasak mencicipi masakan Putri Purbararang dan Putri Purbasari, maka kemenangan diberikan kepada Putri Purbasari.

Putri Purbararang sangat kesal. Ia menyangka bahwa dialah yang akan menang. Ia menolak mengaku kalah dan meminta diadakan lagi sebuah perlombaan, yaitu perlombaan rambut panjang dan indah. Karena kesabarannya, Prabu Tapa Agung memberikan kesempatan kedua kepada Putri Purbararang. Putri Purbasari tidak merasa takut sedikitpun akan kalah, meskipun ia tahu rambut kakaknya jauh lebih panjang dari rambutnya. Benar saja, ketika Putri Purbararang membuka simpul konde, rambutnya yang hitam legam dan indah terurai hingga mencapai betis. Lutung Kasarung kembali berdoa dan memohon pertolongan Yang Maha Kuasa. Doanya dikabulkan. Sebelum Putri Purbasari melepas simpul konde, para peri dan bidadari dari kayangan menyambung rambut Putri Purbasari yang hanya sampai pinggang.Para Peri dan bidadari itu bekerja sangat cepat dan rapi. Setiap helai rambut Putri Purbasari disambung sehingga ketika rambut itu terurai, panjangnya mencapai tumit. Rambut itu indah sekali. Jauh lebih indah dan hitam dibanding rambut Putri Purbararang. Sekali lagi Putri Purbararang mendapat kekalahan.

Tetapi, dasar kata-katanya tidak bisa dipegang, Putri Purbararang kembali melakukan penolakan. Ia semakin gusar. Ia minta perlombaan yang ketiga kepada Prabu Tapa Agung. Kini Prabu Tapa Agung bersikap tegas. Ia akan menyudahi perlombaan ini sampai yang ketiga ini saja. Putri Purbararang berjanji bahwa ini adalah perlombaan yang terakhir. Bahkan ia bersumpah, jika ia kalah maka ia rela dipancung dan kekuasaan Kerajaan Pasir Batang akan menjadi hak sepenuhnya Putri Purbasari. Prabu Tapa Agung menyetujui.

Ternyata, Putri Purbararang meminta perlombaan adu ketampanan tunangan. Terkejutlah semua orang yang hadir di istana. pastilah perlombaan ini akan dimenangkan oleh Putri Purbararang. Raden Indrajaya adalah pemuda paling tampan yang ada di Kerajaan Pasir Batang.

Putri Purbararang maju sambil menggandeng tangan Raden Indrajaya dengan senyum kemenangan dan kelicikan. Ia merasa sangat yakin bahwa seluruh kerajaan Pasir Batang akan menjadi miliknya. Ia bahkan menghina Putri Purbasari bahwa lutung jelek yang selalu mengikuti Putri Purbasari ke mana-mana itu adalah tunangannya. Putri Purbasari tidak tahu harus berbuat apa, hingga Lutung Kasarung berbisik kepadanya untuk segera menggandengnya dan maju ke dekat Putri Purbararang dan Raden Indrajaya.

Putri Purbasari kemudian dengan yakin menggandeng Lutung Kasarung dan maju ke depan mendekati Putri Purbararang dan Raden Indrajaya. Semua hadirin yang ada di istana terhenyak. Putri Pusrbasari mempunyai tunangan seekor lutung yang jelek. Tetapi keadaan itu hanya berlangsung sekejap. Ketika Lutung Kasarung berdiri bersebelahan dengan Raden Indrajaya, berubahlah ia menjadi sosok yang sebenarnya. Kini Sanghyang Guruminda itu telah terbebas dari hukuman. Wujudnya sebagai Lutung Kasarung telah diambil, kini ia menjadi Sanghyang Guruminda yang sebenarnya. Dia adalah makhluk kayangan yang sangat tampan. Ketampanan Raden Indrajaya redup saat Sanghyang Guruminda berdiri di sebelahnya. Semua hadirin bertepuk tangan. Putri Purbararang dan Raden Indrajaya kaget sekali. Keadaan berubah drastis. Hukum pancung menanti mereka.

Akan tetapi, karena kebaikan hati Putri Purbsari, hukuman pancung tidak dilakukan. Ia memaafkan kakaknya itu dengan ikhlas. Prabu Tapa Agung sangat bahagia. Tidak salah jika ia nantinya menyerahkan pemerintahan kepada Putri Purbasari.


Ads Inside Post